kunci
beberapa waktu lalu dengan mengeluarkan banyak sekali tenaga aku mencoba memesan sebuah kunci.. dengan kata-kata... yang akan kugunakan sebagai pembuka pintu persembahan diriku padamu.. meski sampai saat ini belum jelas.. apakah kunci itu akan sampai ditanganku.. namun.. setidaknya pernah kucoba..
aku hanyalah katamu
dan sekarang
sedang kubuat jalanku padamu
lewat dia
dengan kata-kata
semoga
saito-mo
tanganku berkeringat didingin udara ini
just the way you are
mendengar lantunan suara Diana Krall.. yang menyanyikan lagunya Billy Joel --Just the way you are-- dengan agak ngejazz... wow... membuat hobi melamunku kumat lagi...
teringat aku kepada seorang temanku yang saat ini harus bekerja keras sekali, seminggu mungkin tanpa waktu luang.. lembur dari sore ke malam.. dari malam ke pagi.. untuk memenuhi hasratnya menuntut ilmu lagi.. yang kebetulan bayarannya sangat mahal... dua tiga kali lipat dari bayaran biasa...
temenku ini berkeluh kesah padaku.."cak.. ketoke duit mlebu ki akeh.. tapi ra ono sing mandeg blass.. langsung metu maneh" (cak.. sepertinya uang yang kuperoleh ini banyak banget.. tapi semua langsung keluar tanpa berhenti)... dan aku dengan santainya menjawab... "tenang.. nanti jika sudah waktunya akan berhenti sendiri... apa yang kita lakukan sekarang kan untuk nanti"...
ups.... beberapa waktu kemudian baru aku merenungi kata-kataku sendiri... bahwa melihat uang lewat tanpa berhenti ke diri kita memang menyebabkan sebuah "kegalauan" yang amat sangat.. apalagi jika orang-orang disekitar kita.. jika lingkungan disekitar kita.. seperti menggoda dan mengejek kita untuk ikut merasakan betapa nyamanya sebuah kehidupan... sementara kita sendiri hanya mampu melihat dan melihat...
dan tentu saja temanku juga dilanda kegalauan.. ketika banyak manusia disekitarnya.. yang mungkin hanya dengan berhaha-hihi saja.. tanpa harus mengeluarkan keringat.. bisa menikmati meja sekolah dengan mudahnya... apalagi jika ditambah "arogansi" orang-orang ini yang memandang sebelah mata kelompok temanku ini... semakin menyiram minyak diapi yang ingin dipadamkan...
dan akupun sekarang mengalami.. meski tidak harus sepanjang waktuku harus kugunakan untuk menopang kehidupanku.. tapi tetap kumerasakan betapa berat menuntut ilmu bersamaan dengan kewajiban menghidupi diri sendiri.. dan memang terasa betapa beratnya hidup ini
ehmm... semoga kata-kataku bisa menenteramkan hati temanku.. semoga juga bisa mencambuk diriku untuk lebih berlari..
just the way you are... dan memang kita harus menjalani diri kita sendiri... sebagai diri sendiri.. bukan orang lain..
cak... aku juga merasa seperti dirimu...
kutahu
aku kan datang padamu
sebagai diriku
dengan diriku
untukmu
saito-mo
dingin udara menusuk tanganku
autumn
musim gugur tahun ini sepertinya kalah cepat dengan dinginnya udara... daun-daun itu masih begitu malas menjadi kuning.. sedang udara sudah begitu garang mengeringkan kulitku... bahkan sarung tangankupun seperti tak mempan melindungi telapak tuannya...
dan siang tadi.. aku datang ke sebuah kuil.. yang bersembunyi dibalik rimbunnya hutan dalam kota... ingin ikut serta menyambut datangnya musim gugur yang begitu malas menyapa...
mungkin... ya mungkin.. alam raya ini sedang bersama-sama membangun kesetimbangan baru yang selama ini telah manusia koyakkan... sedang bersama-sama membentuk harmonisasi kehidupan yang baru... yang huruf-hurufnya masih belum jelas terbaca...
ya... dan tadi siang juga.. aku berjumpa dengan sekumpulan orang tua.. duduk bersama bersila.. bercengkrama... menghangatkan jiwa ditengah dinginya udara.. sambil merasa bahwa daun-daun telah menguning.. seperti kuningnya mereka-mereka ini yang siap berguguran... namun tetap dengan senyum.. tetap dengan semangat.. bahwa gugurnya mereka hanyalah rutinitas yang harus terjadi.. yang tidak perlu disesali..
dan akupun akan juga menuju ke situ... menghangatkan jiwa... menyambut datangnya musim gugurku...
selamat menunggu
saito-mo
sore ini duingin buanget
kasih
aku tak tahu... aku tak menyadari... sebenarnya setiap detik adalah kasihmu... dan memang mataku buta, batinku hitam... sehingga tidak bisa merasakan detik demi detik kasih sayangmu...
hanya ketika puncak-puncak kasihmu menggelembung bersatu mengguncang jiwaku.. baru batinku tersentak... dan ucapan terima kasih meluncur begitu saja kepadamu seperti tanpa nada...
ahhh.... aku terlalu manusia... yang selalu lupa dan ingat silih berganti... seperti tak berhenti...
semoga engkau tak bosan dengan ucapan terimakasihku... semoga apa-apa yang kulakukan sekarang dan nanti adalah juga ucapan terimakasihku untukmu....
takjub...
tak ada kata yang seharusnya kuucap
karena terlalu seringnya terucapkan
tak ada jeda untuk berkata
karena sayangmu tak berjeda
semoga
jalanku dengan rasaku
adalah wujud syukurku
adalah wujud takjubku
akan adaku karenamu
saito-mo
mentari datang membawa cahaya
tatag
aku nggak tau apa padanan kata yang pantas untuk kata 'tatag'.. namun orang-orang yang kutemui seperti membentangkan berjilid-jilid buku pelajaran dengan hanya satu kata..'tatag'...
teman sekolah yang badannya tinggal tulang dan kulit, guru SD yang tiap malam mendorong gerobak nasi goreng ke depan pasar kecamatan, guru SD yang sering ingin mengejar kereta berangkat di stasiun, kondektur bis yang tersenyum melihat mahalnya hidup sekarang, teman dugem yang bersembunyi dibalik kabut asap rokok, wajah temanku yang terlihat tua sekali karena masalah batin enam bulan terakhir ini... dan... tentu saja ibukku... yang masih terlihat seperti dulu... dua tahun lalu.. ketika terakhir aku bertemu..
semua seperti rentetan huruf-huruf yang begitu mudah dibaca dan harus kubaca.....
dan ternyata.. hidup hanya masalah kita punya 'keberanian' atau tidak untuk menikmati dan menjalani hidup itu... hal lain hanya hiasan belaka....
dan seperti biasa
engkau selalu mengingatkanku
betapa aku selalu hidup dalam kasihmu
dengan begitu nyamanya
dan seperti biasa
engkau selalu mengingatkanku
betapa ringkih dan lemah hatiku
menatap lurus kedepan
dan seperti biasa
aku hanya bisa berterima kasih
serta selalu berharap
senyummu ada di senyumku
dirimu ada dihatiku
saito-mo
sudah agak hangat
kembali
Kembali.... mungkin hanya satu kata ini yang bisa menggambar kan semua tujuan.. kemanapun kaki melangkah, kemanapun angan melayang, kemanapun kata terucap, kemanapun mata memandang... tetap semua akan kembali...
lalu... apakah kita harus diam???... tentu tidak, duduk beristirahat ditempat yang sama setelah lelah berjalan tentu berbeda dengan duduk berleha-leha tanpa bergerak... minimal... ada rasa yang hinggap yang senantiasa baru seiring jauhnya jalan yang pernah kita lalui...
dan waktu selalu bergerak, memaksa kita untuk selalu bergerak... bergerak dan bergerak.. namun selalu kembali.. kembali dan kembali...
satu
padamu
semua harus kuhaturkan
semua harus kumintakan
semua harus kusembahkan
satu
padamu
semua kukembalikan
saito-mo
pagi pertama ngelab.. dingin