Wednesday, November 30, 2005

menikah

beberapa minggu terakhir ini topik yang sering menjadi bahan pembicaraanku dengan orang-orang adalah "menikah".. sebuah topik yang masih menjadi angan bagiku...

cerita tentang sepupuku yang akhirnya akan menikah juga --lusa-- setelah kebingungan 38 tahunan memilih siapa yang mau dan dimauinya... cerita tentang teman sekolahku yang akan menikah dua minggu lagi.. setelah sempat pusing memutuskan karena terlalu banyak orang yang mengajukan proposal... cerita tentang sepupuku satunya lagi yang menikah sabtu lalu... berita mendadak yang kudengar bulan lalu.. dan yang paling menarik adalah cerita tentang keponakanku yang akan menikah sebulan lagi... menikah untuk memenuhi hasrat ortu dengan orang yang gak mampu membangkitkan "hasrat menikah".. katanya....

dan semalam aku berbincang sambil tertawa dan serius dengan keponakanku ini... kurasakan betapa bergolak jiwanya.. meski banyak cara telah dia gunakan untuk meredam semua pemberontakan hatinya tersebut... "menebus dosa yang telah lalu ke orang tua"... itu senjata terakhir untuk menembak jatuh hasrat melarikan dirinya... hks...

komentarku saat itu.."lee... membuat bahagia orang tua jangan sesaat.. menebus dosa jangan dengan dosa lagi... cheers her up.. jangan tunjukkan semua keberatanmu pada si cewe... agar dia juga merasa bahwa dirimu juga antusias atas pernikahan ini... jangan sampai.. si cewe merasa gak dimaui.. sehingga buyar juga pernikahanmu nanti... dan tentu saja.. ortu mu akan merasa bersalah karena telah 'memaksamu' menikah.." hks... sok wise juga daku ini.. padahal sempet juga aku kelimpungan ketika mengalami masalah yang sama dengan keponakanku ini... hks lagi..

dan selalu.. diakhir ngobrol dia bertanya: " om... kapan??"...

ya... kapankah tiba giliranku??... segera.. semoga..

saito-mo
siang dingin..

Sunday, November 27, 2005

kunci

beberapa waktu lalu dengan mengeluarkan banyak sekali tenaga aku mencoba memesan sebuah kunci.. dengan kata-kata... yang akan kugunakan sebagai pembuka pintu persembahan diriku padamu.. meski sampai saat ini belum jelas.. apakah kunci itu akan sampai ditanganku.. namun.. setidaknya pernah kucoba..

aku hanyalah katamu
dan sekarang
sedang kubuat jalanku padamu
lewat dia
dengan kata-kata

semoga
saito-mo
tanganku berkeringat didingin udara ini

just the way you are

mendengar lantunan suara Diana Krall.. yang menyanyikan lagunya Billy Joel --Just the way you are-- dengan agak ngejazz... wow... membuat hobi melamunku kumat lagi...

teringat aku kepada seorang temanku yang saat ini harus bekerja keras sekali, seminggu mungkin tanpa waktu luang.. lembur dari sore ke malam.. dari malam ke pagi.. untuk memenuhi hasratnya menuntut ilmu lagi.. yang kebetulan bayarannya sangat mahal... dua tiga kali lipat dari bayaran biasa...

temenku ini berkeluh kesah padaku.."cak.. ketoke duit mlebu ki akeh.. tapi ra ono sing mandeg blass.. langsung metu maneh" (cak.. sepertinya uang yang kuperoleh ini banyak banget.. tapi semua langsung keluar tanpa berhenti)... dan aku dengan santainya menjawab... "tenang.. nanti jika sudah waktunya akan berhenti sendiri... apa yang kita lakukan sekarang kan untuk nanti"...

ups.... beberapa waktu kemudian baru aku merenungi kata-kataku sendiri... bahwa melihat uang lewat tanpa berhenti ke diri kita memang menyebabkan sebuah "kegalauan" yang amat sangat.. apalagi jika orang-orang disekitar kita.. jika lingkungan disekitar kita.. seperti menggoda dan mengejek kita untuk ikut merasakan betapa nyamanya sebuah kehidupan... sementara kita sendiri hanya mampu melihat dan melihat...

dan tentu saja temanku juga dilanda kegalauan.. ketika banyak manusia disekitarnya.. yang mungkin hanya dengan berhaha-hihi saja.. tanpa harus mengeluarkan keringat.. bisa menikmati meja sekolah dengan mudahnya... apalagi jika ditambah "arogansi" orang-orang ini yang memandang sebelah mata kelompok temanku ini... semakin menyiram minyak diapi yang ingin dipadamkan...

dan akupun sekarang mengalami.. meski tidak harus sepanjang waktuku harus kugunakan untuk menopang kehidupanku.. tapi tetap kumerasakan betapa berat menuntut ilmu bersamaan dengan kewajiban menghidupi diri sendiri.. dan memang terasa betapa beratnya hidup ini

ehmm... semoga kata-kataku bisa menenteramkan hati temanku.. semoga juga bisa mencambuk diriku untuk lebih berlari..

just the way you are... dan memang kita harus menjalani diri kita sendiri... sebagai diri sendiri.. bukan orang lain..

cak... aku juga merasa seperti dirimu...

kutahu
aku kan datang padamu
sebagai diriku
dengan diriku

untukmu
saito-mo
dingin udara menusuk tanganku


Thursday, November 24, 2005

kosong

aku ingin...
tapi aku tidak ingin..

setimbang..
ingin dan tak ingin..
mau dan tak mau..
diam dan tak diam..
bergerak dan tak bergerak..
penuh dan kosong
lapar dan tak lapar..
haus dan tak haus..
butuh dan tak butuh..

kalau sudah begini.. terus apalagi yang harus dicari???

saito-mo
stabil dan labil

Sunday, November 20, 2005

bertanya







Jika ingin tahu, bertanyalah pada yang punya..

prinsip ini begitu sederhananya dan rasanya berlaku untuk semua hal. Jika ingin tahu akan sesuatu, ingin tahu bagaimana sesuatu itu, bertanyalah pada yang empunya sesuatu itu...

hari ini... begitu bingungnya diriku akan diriku sendiri, akan apa yang harus kulakukan... kutelpun sana sini... semua seperti diam, tidak menawarkan apa2... hanya... satu temanku, yang selama ini selalu bertanya padaku... mengingatkan diriku dengan kata-kataku sendiri... bertanyalah kepada yang kau rasa tahu.. bertanyalah pada yang punya....

akhirnya... kubuka semua lembaran pelajaran yang pernah datang padaku.. kubuka kumpulan buku-buku pertanyaan yang tersedia... ahhhh.... ternyata disitu tersedia begitu banyak jawaban.. tersedia begitu banyak gambaran.. tersedia begitu banyak arah....

dan seperti biasa... dering telpun ke ibuk pasti kubunyikan.... ohhh... kata-kata sama meluncur.."lee.. wis jarang tangi ya? wis jarang diwaca ya?.... kabeh ki kan nggone pengeran.. mbok dibalekne ae.. ".. ahhh.... aku ternyata begitu sombong.. begitu angkuh.. sehingga lupa bertanya... padamu

perlahan
semoga pasti
kutundukkan dahi
bersujud
bertanya
padamu

saito-mo
berdetak kencang

tuhan











tuhan
detik ini kusebut namamu dengan nyata..
agar aku tetap tegak dan senantiasa tegak
setelah seperti tak mampu ku menjaga rasa

tuhan
detik ini kutulis namamu dengan nyata
untuk pengingat dan penjaga
ketika aku tak tahu harus kemana

tuhan
aku bingung..
aku tak tahu
aku tak mengerti
aku tak tahan
aku ingin
aku.....
aku...
aku....

tuhan
merahkan biruku..
lelehkan hatiku..
luluhkan sombongku..

tuhan
...tuhan
......tuhan
.........tuhan

satu satu...
satu..

saito-mo
tuhan....

.?#@*../\$%

gak tahu apa yang harus ditulis...
tapi aku pingin menulis...

kepalaku entah kemana, hatiku entah dimana, nafsuku entah kenapa, jiwaku entah mengapa.. semua seperti teraduk tercampur tidak karuan, kesana kemari tidak tentu apa yang dimaui... dan aku seperti tak tahu apa yang kuinginkan.. apa yang harus kulakukan...

saito-mo
minggu tak tentu arah

Friday, November 18, 2005

autumn

musim gugur tahun ini sepertinya kalah cepat dengan dinginnya udara... daun-daun itu masih begitu malas menjadi kuning.. sedang udara sudah begitu garang mengeringkan kulitku... bahkan sarung tangankupun seperti tak mempan melindungi telapak tuannya...

dan siang tadi.. aku datang ke sebuah kuil.. yang bersembunyi dibalik rimbunnya hutan dalam kota... ingin ikut serta menyambut datangnya musim gugur yang begitu malas menyapa...

mungkin... ya mungkin.. alam raya ini sedang bersama-sama membangun kesetimbangan baru yang selama ini telah manusia koyakkan... sedang bersama-sama membentuk harmonisasi kehidupan yang baru... yang huruf-hurufnya masih belum jelas terbaca...

ya... dan tadi siang juga.. aku berjumpa dengan sekumpulan orang tua.. duduk bersama bersila.. bercengkrama... menghangatkan jiwa ditengah dinginya udara.. sambil merasa bahwa daun-daun telah menguning.. seperti kuningnya mereka-mereka ini yang siap berguguran... namun tetap dengan senyum.. tetap dengan semangat.. bahwa gugurnya mereka hanyalah rutinitas yang harus terjadi.. yang tidak perlu disesali..

dan akupun akan juga menuju ke situ... menghangatkan jiwa... menyambut datangnya musim gugurku...

selamat menunggu

saito-mo
sore ini duingin buanget

Thursday, November 17, 2005

kasih

aku tak tahu... aku tak menyadari... sebenarnya setiap detik adalah kasihmu... dan memang mataku buta, batinku hitam... sehingga tidak bisa merasakan detik demi detik kasih sayangmu...

hanya ketika puncak-puncak kasihmu menggelembung bersatu mengguncang jiwaku.. baru batinku tersentak... dan ucapan terima kasih meluncur begitu saja kepadamu seperti tanpa nada...

ahhh.... aku terlalu manusia... yang selalu lupa dan ingat silih berganti... seperti tak berhenti...

semoga engkau tak bosan dengan ucapan terimakasihku... semoga apa-apa yang kulakukan sekarang dan nanti adalah juga ucapan terimakasihku untukmu....

takjub...

tak ada kata yang seharusnya kuucap
karena terlalu seringnya terucapkan

tak ada jeda untuk berkata
karena sayangmu tak berjeda

semoga
jalanku dengan rasaku
adalah wujud syukurku
adalah wujud takjubku
akan adaku karenamu

saito-mo
mentari datang membawa cahaya


Wednesday, November 16, 2005

pelayan... sebuah catatan harian..

ehm... balik dari kampung, merasakan kondisi kampung halaman... jadi teringat sedikit pengalaman hidup yang pernah kulalui dan kebetulan pernah tersimpan dalam file komputerku... semoga tulisan ini masih menyisakan bekas di hatiku.. sekarang dan nanti...

Beberapa hari yang lalu, dalam gelapnya larut malam
aku berjalan =sendiri= menyusuri jalan kampung dari
lab menuju apatoku (apato = apartment), sekitar 1
menit dari gerbang timur kampusku. tepat di depan
pagar apato, aku terhenyak dan termangu... disisi lain
dari jalan kecil ini ==dimana terhampar satu hektar
sawah berair yang sedang menunggu musim tanam padi==
dalam gelap malam itu, terlihat berenang beriring dua
ekor burung sawah seperti bebek, menari menguasai
sepetak sawah diiringi live concert musik katak yang
selalu mengusir sepinya malam di apatoku.. betapa
bebasnya kedua burung ini berenang, berjalan,
menggoyangkan ekor, berkecipak berkeliling seperti
penari ice skating yang sedang dinilai juri... tanpa
rasa takut dan ngeri meskipun seorang **** berdiri
mematung mengawasi dengan mata tajam..

pikiran ini jadi melamun.. melayang... jauhhhhh...
teringatlah aku pada perdebatan para malaikat ketika
makhluk manusia ini siap diciptakan.... ketika tuhan
bertitah akan menciptakan satu jenis makhluk sebagai
khalifah untuk alam semesta ini, untuk ikut
memancarkan cahaya kebesaran illahi rabi. dan ketika
kemudian para manusia begitu pongahnya menepuk dada
sambil berteriak: akulah khalifah alam ini, akulah
yang mendapat titah dari tuhan untuk mengatur alam
ini....

kucoba mencari padanan kata yang tepat dalam bahasaku,
apasih arti khalifah itu....dan dua ekor burung ini
memberiku petunjuk bahwa khalifah adalah abdi, adalah
pelayan, yang bisa membuat kedua burung ini bisa
memadu kasih tanpa takut aku mengganggunya. khalifah
adalah pelayan yang sanggup menjaga agar katak tetap
bisa bernyanyi mengisi malam sepi, khalifah adalah
abdi yang bisa mengawasi agar air bening disawah ini
bisa digunakan untuk berkaca.... khalifah adalah
pelayan yang melayani semua komponen alam ini agar
bisa berputar dalam keseimbanganya.....

dan kubanding-bandingkan diriku ini... sudahkah titah
kekhalifahan ini kulaksanakan dengan baik, sudahkah
aku melayani alam ini dengan baik, sudah kah aku
melayani air ini, udara ini, bumi ini dengan baik,
sudahkah aku melayani teman-temanku dengan baik...
ah.. betapa mengerikan diriku ini.. bahkan titah dasar
penciptakupun hanya sedikit yang kupenuhi... betapa
mengerikan..

betapa teriris hati ini... namun... tiba-tiba terbuyar
lamunanku ketika temen semarangku lewat dan
menegurku.. "sudahlah, sawah itu bukan tempat yang
tepat untuk membunuh diri....."

ehm... memang benar... hampir aku membunuh diri...
mencelupkan muka ke lumpur dibalik bening air sawah
ini.. agar benar terlukis.. semua coreng moreng diriku
ini...

kawan semua, mohon maaf jika dalam dua tahun pergaulan
kita... ditambah hampir dua tahun kita berinteraksi
dari jauh... aku =****= telah tidak melayani anda
semua dengan baik, semoga... jika tuhan mengijinkan
kita bertemu kelak.. ada nuansa khalifah pelayan yang
muncul dalam sikapku


saito-mo
malam dingin sekali

Monday, November 14, 2005

tatag

aku nggak tau apa padanan kata yang pantas untuk kata 'tatag'.. namun orang-orang yang kutemui seperti membentangkan berjilid-jilid buku pelajaran dengan hanya satu kata..'tatag'...

teman sekolah yang badannya tinggal tulang dan kulit, guru SD yang tiap malam mendorong gerobak nasi goreng ke depan pasar kecamatan, guru SD yang sering ingin mengejar kereta berangkat di stasiun, kondektur bis yang tersenyum melihat mahalnya hidup sekarang
, teman dugem yang bersembunyi dibalik kabut asap rokok, wajah temanku yang terlihat tua sekali karena masalah batin enam bulan terakhir ini... dan... tentu saja ibukku... yang masih terlihat seperti dulu... dua tahun lalu.. ketika terakhir aku bertemu..

semua seperti rentetan huruf-huruf yang begitu mudah dibaca dan harus kubaca.....

dan ternyata.. hidup hanya masalah kita punya 'keberanian' atau tidak untuk menikmati dan menjalani hidup itu... hal lain hanya hiasan belaka....

dan seperti biasa
engkau selalu mengingatkanku
betapa aku selalu hidup dalam kasihmu
dengan begitu nyamanya

dan seperti biasa
engkau selalu mengingatkanku
betapa ringkih dan lemah hatiku
menatap lurus kedepan

dan seperti biasa
aku hanya bisa berterima kasih
serta selalu berharap
senyummu ada di senyumku
dirimu ada dihatiku
saito-mo
sudah agak hangat

kembali

Kembali.... mungkin hanya satu kata ini yang bisa menggambar kan semua tujuan.. kemanapun kaki melangkah, kemanapun angan melayang, kemanapun kata terucap, kemanapun mata memandang... tetap semua akan kembali...

lalu... apakah kita harus diam???... tentu tidak, duduk beristirahat ditempat yang sama setelah lelah berjalan tentu berbeda dengan duduk berleha-leha tanpa bergerak... minimal... ada rasa yang hinggap yang senantiasa baru seiring jauhnya jalan yang pernah kita lalui...

dan waktu selalu bergerak, memaksa kita untuk selalu bergerak... bergerak dan bergerak.. namun selalu kembali.. kembali dan kembali...

satu
padamu
semua harus kuhaturkan
semua harus kumintakan
semua harus kusembahkan

satu
padamu
semua kukembalikan
saito-mo
pagi pertama ngelab.. dingin