Thursday, February 23, 2006

kehilangan

salah satu peristiwa yang seringya sangat membuat ketakutan diriku adalah kehilangan.... karena begitu susahnya aku menata perasaanku untuk selalu menjaga agar saat aku kehilangan aku bisa merasa seperti semula ketika aku belum memiliki sesuatu yang hilang tersebut...

dan kemaren akupun mengalami lagi.. secara tiba-tiba komputerku dirumah njeblug.. hihihi.. njeblug (apa ya basa indonesia yang pas buat kata njeblug)... secara tiba-tiba main chip dari komputerku meleleh...

hmm... langsung kalang kabut rasa ini.. seperti ingin memaki siapa saja yang bisa dimaki.. seperti ingin rasanya setiap orang juga merasakan kehilangan sesuatu yang dirasakannya sangat berguna.. seperti ingin agar semua orang yang kujumpai juga mengalami perasaaan kehilangan yang sama denganku saat itu...

mbah google kutanya kenapa komputerku bisa begitu... service center kutanya gimana komputerku bisa hidup kembali dari matinya.. toko-toko barang bekas ku selidiki apakah ada yang menjual chip atau mainboard yang sama.... dan hampir saja kudatangi toko untuk membeli komputer dengan tipe yang sama dengan komputerku yang njeblug itu....

hihihi... untung pada akhirnya temanku bilang.. "santai... tenang... biasa itu.. ingin membeli-beli barang ketika komputer kita hancur... ".... hihihi lagi... emang benar... nafsu mengembalikan komputerku yang hancur saat itu begitu menggeloranya... seperti tak tertahankan... dan... hihihi lagi... syukur bisa juga aku gak melakukan apa-apa menuruti nafsu dan keinginan sesaat dari rasa kehilangan itu...

ehmm... mau tak mau aku harus melamun... kenapa.. masih saja aku merasa kehilangan.. merasa tidak nyaman dengan kehilangan.. kenapa aku tidak bisa menjaga rasaku tetap seperti ketika aku belum punya komputer itu... hks....

ehm lagi... jadi ingat kata jawa.."nrima"... orang jawa bilang.. manusia harus nrima.. menerima apa yang terjadi.. menikmati apa yang terjadi.. mensyukuri apa yang terjadi.... meski selalu ditambahin.. nrima bukan berarti tidak melakukan apa-apa.. nrima berarti disatu titik waktu yang sedang terjadi.. current time.. ada dua kejadian rasa yang simultan... menjalani apa yang ada sekaligus menggapai apa yang gak ada.... ihiks... susyahhh banget...

dan kalaulah nrima adalah seperti itu... jelas harus kuakui bahwa aku bukanlah orang yang nrima.. belumlah menjadi orang yang nrima... karena aku masih sering protes dengan kondisi yang ada menimpaku... ahhh.... airmata... kenapa harus turun ketika jariku menari membentuk kalimat ini.....

hks....

dan
andaikan rasaku belum sampai
andaikan rasaku selalu berontak
andaikan rasaku belum bisa menerima
aku hanya akan berputar mengelilingimu
tanpa pernah sekalipun bisa mengusap wajahmu

dan
apakah tak nanti kau ucapkan sepatah saja katamu
agar aku bisa berhenti
sedetik saja
untuk menikmatimu dengan diam

saito-mo
kemaren dan hari ini

Tuesday, February 21, 2006

gelar

sering kali aku bertanya pada diriku sendiri.. kenapa aku harus ada disini..

jawaban yang paling gampang dan mungkin mencakup semua adalah satu: "GELAR"...

ya.. mungkin itulah alasan aku ada disini...

aku bisa berkata bahwa aku disini karena menyandang amanah darimu.. menjalankan perintahmu.. bla bla bla... semua kata-kata indah yang lain... namun.. jika ternyata gelar itu gak datang.. pasti ada rasa kecewa menyeruak di dalam rasaku...
padahal.. jika memang aku disini karena menyandang amanahmu.. tentu aku akan tetap tersenyum-senyum meski apapun yang terjadi.. mau ada gelar atau tidak...

aku juga bisa berkata.. bahwa aku sedang menuntut ilmu.. belajar... dan lain-lain kata-kata yang suci murni... namun... lagi-lagi jika gelar itu tak datang... lagi-lagi akan muncul sumpah serapah terhadap kehidupan ini...

lalu.. mengapa aku harus tidak jujur kepada kepadamu?....
aku yakin.. dirimu tahu siapa diriku.. karena aku hanya bisa bergerak dalam lingkupmu.. dan gelar itu adalah dalam lingkupmu pula... tinggal bagaimana diriku dengan gelar itu.. menjadi berubahkah sikapku ini kepada lain-lain makhlukmu... berubah burukkah? baikkah? atau tetap begini-begini saja...
ehm.. terus terang aku ingin tetap begini-begini saja... agar gelar itu tidak merubah diriku menjadi apa-apa selain menjadi kehendakmu...

saito-mo
mrifat sefet

atas namamu

In the name of god..
who need nothing for everything

and I
just nothing but one of yours

momentum

sejujurnya aku mengakui... untuk mengenalmu.. merasakanmu.. dekatmu.. bagiku butuh momentum..

rasanya.. begitu sulit sekali setiap saat, setiap detik.. kuarahkan rasaku untuk berfrekuensi sama denganmu... meski seharusnya.. seperti ditulis kitab-kitab dan diomongkan ribuan orang.. bahwa setiap saat aku harus selalu mengingatmu...

salah satu momentum yang paling kuat menggeserku kearahmu adalah tekanan hidup... himpitan hidup... hal yang selalu membuatku harus menghiba-hiba kepadamu... memintamu menunjukkan kehebatanmu...

dan harus kuakui pula.. aku selalu malu jika setiap ada tekanan hidup aku harus memohon-mohon padamu..(meski engkau selalu berkata.. bahwa engkaulah satu-satunya tempat memohon)... karena seringkali aku tak bisa sepenuh hati datang padamu saat tidak ada tekanan hidup... sehingga rasanya dirimu hanya last reserve ketika aku sudah tak mampu bergerak dan berteriak lagi... sehingga sepertinya dirimu adalah yang nomor keberapa dari ribuan urusan yang hinggap di kepalaku...

namun... itulah kenyataanya diriku..

bicara tentang tekanan hidup ini... setelah kulirak-lirik dengan seksama dan sepenuh hati... membuatku lebih malu lagi.. karena ternyata tekanan hidup ini hanyalah kolaborasi dari keinginan diriku terhadap hidupku ini... terutama sekali keinginan-keinginan yang sangat tampak.. sehingga kalau kutarik garis lurus... aku seperti menggunakan dirimu untuk keinginan-keinginanku saja... meski seringkali kubelokkan "rasaku" dengan mengatakan pada jiwaku... "bahwa semua ini dalam rangka dirimu.. atas namamu"... ahhhh....

namun... itulah ternyata diriku

namun.. bagaimanapun selalu saja aku sering berharap.. bahwa tindakan-tindakanku.. yang mungkin sering tidak jelas dimata orang.. merupakan wujud dari rasa terimakasihku kepadamu.. yang selalu saja mau menjadi last reserve ku.. yang selalu saja memberi kesempatan padaku untuk berjalan dengan keinginan-keinginan ku... dan semoga.. keinginanku adalah memang kehendakmu

saito-mo
hampir selesai

Tuesday, February 14, 2006

mu

sampai detik ini, setiap kali kujenguk rasaku yang paling dalam... selalu saja masih kutemui pancaran yang kuat akan keinginan dan harapan bahwa dia adalah jalanku menujumu

saito-mo
coklat palentin pagi

Saturday, February 04, 2006

aku mu

kalo aku bukan milikmu
lalu milik siapakah aku?


kalo aku bukan untukmu
lalu untuk siapakah aku?

kalo aku bukan menujumu
lalu dimanakah aku?

kalo aku bukan darimu
lalu dari siapakah aku?

kalo aku bukan bagianmu
lalu apakah aku?

kalo aku bukan dirimu
lalu siapakah aku?

saito-mo
pagi sepulang romusha

Wednesday, February 01, 2006

selalu

heran... selalu saja, jika sudah waktunya untuk pergi... semua disekitarku terasa hambar...

beberapa waktu lagi.. mungkin aku harus meninggalkan bumi tempat berpijakku selama ini... sudah cukup dalam aku menggali.. sudah cukup tinggi aku menimbun... sudah cukup banyak kerutan wajah bermunculan.. sudah cukup banyak warna rambut yang berubah.... mungkin.. sudah cukup banyak pula kalimat-kalimatmu yang ku baca... dan semoga lebih banyak lagi yang aku bisa mengerti...

beberapa waktu lagi... alam lama yang mungkin terasa baru akan aku hidupi... banyak rencana.. tentu saja... banyak angan.. tentu saja... banyak memori .. tentu saja... banyak nostalgi... tentu saja... namun ada yang lebih pasti... semua itu bercampur aduk menjadi satu menciptakan sebuah kekosongan.... menciptakan sebuah kenisbian pula...

beberapa waktu lagi.. yang tersisa... tentu harus ku isi dengan mencoba membuka lembaran-lembaran... yang mungkin akan memberi arah lagi kemana wadagku ini akan berpindah.... tentu harus mulai kubangun fondasi-fondasi... dimana kaki-kakiku yang rapuh ini bisa kupijakkan.... banyak tekanan.. banyak keinginan... banyak ketakutan.. banyak keberanian.. hmmm...

beberapa waktu lagi... yang masih harus kujalani... namun semangat seperti sudah pergi melakukan survey... dititik-titik mana aku akan singgah... dan disini.. seperti terasa hambar.. seperti tanpa rasa... ahhh...

hhhhhh.......

sekaranglah kupejamkan mata
sekaranglah kututup telinga
sekaranglah kumatikan indera
agar elusanmu
bisa mengajakku semakin ke dekatmu

saito-mo
mulai bosan dengan suasana

&^%*(()0#$

kenapa harus ku menatap ke depan
jika hanya untuk menghidupkan mimpi

kenapa harus ku menoleh ke belakang
jika hanya untuk menghidupkan nostalgi

saito-mo
mendung membeku