bohlamp
bohlamp.. atau bola lampu.. atau lampu pijar.. tentu kita semua tahu benda apa itu... sebuah bola kaca yang kalau kita aliri listrik akan memancarkan cahayanya untuk menerangi ruangan...
kalau kita perhatikan bola lampu yang sedang menyala ini.. mata kita akan silau akan cahaya yang meliputi bola lampu ini.. dan kita akan menganggap bola lampu ini bentuknya gak karuan.. karena pendaran cahaya ini telah menipu mata kita dengan bentuk-bentuk absurd yang dibentuknya..
sedikit kita mau lebih perhatian.. memandang lebih lama.. baru bentuk absurd itu hilang.. sehingga bentuk bola lampu yang bercahaya ini mulai nampak...dan kita mulai bisa memberi penilaian bahwa bola lampu yang bercahaya ini adalah bundar atau bulat atau apalah bentuknya suka-suka si pabrik membuat bentuknya...
ehm.. namun lagi.. kalau kita mau lebih lama lagi memandang bola lampu menyala ini.. memberikan perhatian yang lebih.. memberikan konsentrasi yang lebih dalam memandang bola lampu ini... nanti akan terlihat.. bahwa bola lampu ini hanya cover.. dan didalamnya akan terdapat kawat yang berwarna kemerahan karena panas listrik yang lewat padanya... semakin kita perhatikan.. semakin kita bisa melihat bentuk kawat merah ini seperti apa.. semakin kita bisa menghitung berapa lingkaran dibentuk oleh kawat ini... dan semakin kita tahu.. bahwa bola lampu yang sebelumnya absurd bentuknya karena mata kita yang silau oleh cahayanya itu.. berubah jadi sebuah bola lampu dengan bentuk yang jelas karena kita sedikit menambah perhatian kita.. dan seterusnya seiring dengan perhatian dan fokus pandangan kita... kita menyadari bahwa pada hakekatnya dia cuma sebatang kawat melingkar yang membara...
kalau kita mau menghubung-hubungkan bola lampu ini dengan diri kita.. terutama diriku sendiri.. dalam memandang segala sesuatu di kehidupan ini.. aku merasa terdapat sebuah kemiripan yang amat sangat... selama ini.. jika aku bertemu sesuatu.. selalu saja aku silau akan asesori yang menempel padanya.. sehingga membentuk pandangan-pandangan absurd akan sesuatu itu.. sehingga selalu saja membandingkan dengan kesenangan-kesenangan yang pernah dan ingin kurasakan... dan tentu saja jika tidak sebanding.. akan kumaki sesuatu itu sebagai sebuah kecelakaan yang terjadi padaku... padahal.. jika aku mau meluangkan waktu sedikit memperhatikannya.. pasti akan kudapati sesuatu itu bukan kecelakaan bagiku.. bahkan.. jika aku mau lebih merenungkan lagi... pasti akan kutemui makna hakiki dari sesuatu itu... dan aku yakin sesuatu itu pasti merupakan anugerah bagiku...
hks... masih banyak yang harus kubelajar dalam hidup ini.. masih banyak yang harus kucari dalam hidup ini.. masih jauh jalan panjang yang harus kutempuh.. untuk sampai pada inti dari semuanya ini.. dirimu
selalu saja aku berharap
langkahku tetap tegap dan senantiasa tegap
dan nafasku pun tetap
sampai waktunya nanti
jalan ini akan berhenti
padamu
saito-mo
pejalan kaki harus tetap berjalan
benar
memang benar... kita harus berhati-hati dalam berkeinginan... karena tuhan mungkin akan mengabulkan keinginan-keinginan kita yang hanya sekilas terlintas di kepala... namun malah akan menahan keinginan yang dengan amat sangat kita harapkan...
memang benar.. manusia selalu tidak puas.. mencari yang tidak ada.. meninggalkan apa yang sudah ada...
dan padaku.. dua hal itu sangat dominan... tidak berhati-hati dalam berkeinginan.. serta selalu mencari yang tidak ada... dan tentu saja sulit untuk mendapatkan yang tidak ada.. meski kita sangat berharap yang tidak ada itu ada...
ehm.. untung besok sabtu.. untung malam ini aku akan ngafe lagi... harus mulai dibuka lagi lembaran-lembaran masa laluku... dimana ada cabang-cabang keinginan yang tidak perlu.. dimana ketidak puasan mencari sesuatu yang gak ada.. dimana sakit hati yang ada yang telah aku tinggalkan...
dan semua hanyalah bayangan-bayangan yang selalu bergerak.... datang dan pergi.. gak ada yang abadi... lalu kenapa kita harus bersedih hati ketika harus pergi?..
terima kasih
tentu saja terima kasih
karena semua adalah kehendakmu
aku hanya satu huruf pendukung kalimatmu
yang akan berjalan searah dengan titahmu
terima kasih
tentu saja terima kasih
telah kau nampakkan jalanku
meski mungkin terasa berat dan penuh ragu
terima kasih
tentu saja terima kasih
tetap kau ingatkan diriku
akan salah-salahku
saito-mo
salah niat
tak akan tergapai
terompet
kompas pagi ini bercerita tentang pesanan yang membanjir kepada penjual terompet dalam rangka tahun baru....
terompet...
aku jadi ingat temen SDku yang lebaran kemaren secara tak sengaja bertemu..
ya... lebaran pertama sore itu aku berdiri menunggu bis lewat... dari jauh terlihat seorang penjual mainan anak mengayuh sepedanya dengan tertatih melawan arah angin... pelan.. tapi pasti... sampai depanku.. tiba-tiba dia memanggilku dengan setengah berteriak "***... eh.. kowe to? (bla-bla.. eh.. kamu tho?)".. sambil menghentikan sepedanya... dengan setengah kaget juga diriku ini... menjawab sok yakin dan tak tentu.."eh... yok opo kabare" (gimana kabarnya)"... dan tentu saja jabat tangan tanpa pura-pura menunjukkan expressi kekaguman dan kegembiraan kami... dia kagum padaku entah karena apa... aku kagum padanya karena keberanianya tanpa pura-pura dan canggung untuk mengayuh sepedanya menghadapi kerasnya kehidupan...
jujur... aku lupa siapa namanya.. bahkan aku lupa.. ini teman SD atau SMP... namun... tentu saja tidak etis jika aku bertanya siapa namanya.. bahkan juga tidak etis jika aku menunjukkan air muka lupa siapa dia... ehmm... namun aku harus bersyukur diberi sedikit kemampuan berpura-pura dan menggali siapa dia sebenarnya....
dan... upssss.... ternyata dia adalah teman SDku yang dulunya berbadan jauh lebih besar dan kekar dari diriku yang kecil seperti tanpa daya... dia juara panco kelasku yang selalu kami tepuk tangani sebagai pemberi semangat... dan sekarang... kehidupan telah memakan daging yang menempel ditulangnya..
namun... jangan berharap keluhan terdengar dari mulut bersihnya... selama ngobrol dan bercerita... yang keluar adalah semangat hidup... semangat kerja... kejelian jiwa melihat peluang..
aku ingat expressi binar wajahnya ketika dia bercerita bagaimana dia mampu membuat mainan anak-anak dari kayu dan kertas... untuk kemudian dia jual....
aku ingat bagaimana cerah matanya ketika dia bercerita bagaimana dia harus mengembara jauh ke kota besar lain setiap dekat tahun baru untuk menjual terompet hasil karya dia, istri dan empat anaknya..
dan aku lebih ingat lagi bagaimana bangga suaranya... bagaimana mencorongnya seluruh bagian tubuhnya.. ketika dia bercerita bagaimana anaknya begitu berprestasi disekolah mereka....
ahhh... dan aku selalu merinding meneteskan air mata ketika melihat setiap sel tubuhnya bercerita bagaimana dia bertanggung jawab menjaga dan menghidupi keluarga yang dia bangun..
hks... dan hatiku harus selalu merintih jika teringat bagaimana dia menuliskan berjilid-jilid buku pelajaran tentang betapa lemahnya diriku ini... betapa tidak tahu dirinya diriku ini....
hks... tak mampu lagi kuungkapkan apa yang ada dalam jiwaku.....
hks... kawan... terima kasih.. telah kau bekali diriku dengan tulisan-tulisan yang selama ini buram terbaca olehku.... selamat menyambut tahun baru... selamat berbahagia....
tahun baru
terompet
teriakan histeris
genderang musik tetabuhan
semua
ya.. semua
semua hanyalah titik-titik jejakmu
bertebaran
mendukung kebesaranmu
memujimu
dan semoga
diriku satu diantara pemujimu
saito-mo
pagi penuh air mata hati
gelap
semakin gelap.. ato aku yang tak mau membaca... namun tak mungkin kutinggalkan begitu saja.. karena aku harus kesana.. apapun yang terjadi... dan aku akan tetap kesana...
setangkai diriku
semoga tak layu
menunggu uluran tanganmu
dan titahmu akan berjalan begitu cepat
meski bagiku terasa lambat
semoga sabarmu ada padaku
semoga kasihmu ada padaku
saito-mo
dingin banget malam ini