Monday, April 06, 2009

doa

sering aku mendengar keluhan orang tentang doa-doi mereka yang ta dikabulkan, sementara beberapa orang yang lain melonjak gembira karena merasa doanya terkabul.. ada juga beberapa orang yang bilang agar kita berusaha "memperbaiki" diri sehingga doa kita dikabulkan..

aku jadi bertanya-tanya.. kira-kira berapa banyak doa-doi kita yang dikabulkan dan berapa yang tak dikabulkan...

kalo mengacu dengan definisi beberapa orang dan kitab bahwa doa adalah permohonan kepada yang maha mengabulkan.. mungkin prosentase doa kita yang dikabulkan ga begitu besar-besar amat.. saya meyakini itu...

namun.. pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri tetang "keinginan" .. dari yang baik-baik: aku ingin makan.. aku ingin minum.. aku ingin pinter.. aku ingin lulus.. sampai yang buruk-buruk.. aku ingin ngrampok.. aku ingin mencuri.. aku ingin membunuh.. aku ingin ngesex dengan pelacur... dan macam-macam keinginan lain baik yang remeh temeh maupun yang ramah tamah.. bahkan sampai yang nggegirisi..

jika mau dirunut.. keinginan adalah suara "dalam" diri kita (maaf saya ga berani bilang hati.. sebab mungkin juga keinginan muncul dari nafsu yang diamini oleh hati).. maka keinginan tersebut merupakan sebuah "komunikasi" diri kita dengan yang maha bisa.. ketika rasa ingin itu menyeruak muncul dari dalam diri.. saat itu juga muncul ingin yang lain.. yaitu tercapainya "keinginan" itu..

jika mau ditelusuri lebih panjang lagi.. ketika keinginan itu hanya berkaitan dengan hal yang remeh temeh, apalagi keinginan itu sudah menjadi kebiasaan (lapar=>ingin makan, etc) kita ga akan pernah secara explisit memohonkannya kepada yang maha baik.. karena kita sudah merasa mampu memenuhi keinginan remeh temeh tersebut tanpa campur tangan yang maha berkuasa.. (gile kaga?.. apa ga deksuro kalo gini?..)

tapi.. sekali lagi.. tapi.. jika keinginan tersebut tentang hal-hal yang menyusahkan, hal-hal besar, apalagi kalo nggegirisi.. pasti kita akan menyempatkan waktu untuk sedikit "konsen" mengajukan proposal kepada yang maha apa saja.. mengkomunikasikan keinginan kita secara explisit.. mohon waktu yang maha bisa agar menyetujui terlaksananya keinginan kita..

lha kalo "keinginan" tersebut boleh disebut sebagai doa doi kita.. aku yakin.. yang terkabul lebih dari 80%... sehingga seharusnya ga ada alasan bagi kita untuk protes kepada yang maha mengabulkan bahwa doa kita ga terkabul.. wong kita sudah dikabulkan lebih dari 80%... mosok sik minta lebih...

oleh karena itu pula.. sebaiknya kita menjaga hati kita dengan lebih waspada.. agar ga sembarangan melontarkan keinginan-keinginan sepele dan remeh temeh.. karena keinginan itu adalah doa kita.. karena keinginan itu adalah komunikasi kita dengan yang maha berbicara..

dengan ga sembarangan mengumbar keinginan... hati kita akan lebih tertata dan terkontrol... so.. "kelakuan" kita yang merupakan derivasi dan pengejawantahan dari "keinginan" itu akan menjadi lebih terkontrol pulak... tentu tindakan-tindakan buruk kita akan tereduksi secara signifikan..

dan.. kita akan lebih mudah ngobrol dengan yang maha baek

skud ai
lagi gemblung

0 Comments:

Post a Comment

<< Home